Purnomo Setiawan

maafkan aku rembulan
karena aku malarutkanmu
pada sajakku yang abstrak semrawutan
dengan harapan jadi lintang di malam-malammu
walau aku tahu sajakku tak seindah mereka
yang melukis ranum rupamu
lembut jurai sinarmu

dengan begitu sempurna
pada setiap goresan-goresan kalamnya
namun kulihat malam ini
engkau bersedu sedan sendiri
lantaran belaianmu tak mampu menggapai bumi
sebab telah terdahului
oleh gemerlap lampu-lampu mercury
dan lorong kumuh tak butuh pelitamu lagi
lantaran melodimu tak mamou merasuk telinga hati
kami, umat yang lupa diri
atau memang kami tak punya hati
sebab hati kami telah tenggelam
pada kemolekan kupu-kupu malam
pada jaring maksiat yang tersulam
pada tipuan jurang-jurang jahanam
pada kegelapan yang semakin kelam
maafkan aku rembulan
karena tak bisa lagi
mengembalakan malammu dengan dzikir dan alunan al-quran
atau dengan tawa-tiwi bocah menembang padang hati
atau juga dengan taubat-taubatku kepada tuhan
karena aku lupa apa itu tuhan?
sekali lagi maafkan aku rembulan
walau sedikit hanya ini yang bisa kuberikan
tetaplah tebarkan senyummu
karena aku masih berdahaga atas manis senyummu
karena masih ada langit di atas langit
karena…
-- bulan tertutup awan --

23-07-02

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda