Lebaran hari ini saya jadi ke kota. Mencari ayah yang hilang tanpa ketemu rimbanya. Padahal ayah hanya membawa sepotong pakaian, uang untuk makan paling pol untuk tiga hari, dan tentu saja memba serta secuil hati saya sekeluarga. Ibu sudah rela melepas walau dengan lautan airmata yang membuat hati sedikit berembun.

Di tengah perjalanan pesan dan nasehat orang sekampung kembali menggelitiki telinga saya. Hati-hati di kota banyak serigala. Juga banyak ular, apalagi singa. Juga waspada terhadap kadal yang bisa menelanmu dalam sekejap mata. Hi, bikin takut saja. Memangnya kota itu rimba belantara, kok banyak binatang buasnya. Jadi saya anggap mereka salah. Terlalu ekstim malah. Terlalu mengada-ngada.

Sesampainya di stasiun kereta. Saya lihat normal-normal saja. Penduduknya punya satu kepala, matanya dua, hidungnya satu, mulutnya satu, pokoknya sama seperti saya. Bahkan mereka ramah-ramah. Baru datang saya sudah ditawari macam-macam. Dibantu mencari, tas saya dibawakan. Diajak mampir kerumahnya. Saya sih ikut saja. Untung tak jadi diraih, malang tak dapat di tolak. Duh gusti, ternyata betul kata orang tua. Bahkan keadaannya lebih parah. Srigalasrigala, ularular, kalajengking, dan musang itu telah mengejawantah menjadi manusia. Jadi susah membedakannya. Jadinya saya ditipu mentah-mentah, dimakan mentah-mentah, dikubur mentah-mentah. Saya jadi teringat ayah, apakah bernasib sama seperti saya? …
###
Lebaran hari ini saya jadi ke kota. Mencari ayah dan kakak saya yang hilang tanpa ketemu rimbanya…
Duatiga 12 03

Purnomo Setiawan

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda