Kau sudah resah-resah gelisah menungguku di balik pintu. Di atas jembatan di samping kali seorang perempuan duduk sendiri. Tertawa renyah sambil sesekali menengok kanan kiri, taku-takut ada tawanya yang terlepas dan hayut di kali.
Kau ular. Aku buaya. Tapi eksistensi kehadiranku lebih nyata. Kau hanya ingin mengambil hatinya, lalu mencampakkannya dalam kehampaan. Tapi aku sangat mencintainya, sampai-sampai ingin menelannya seutuhnya.
Saya memang egois. Sedang kau lebih iblis. Tapi lagi-lagi didahului malam. Dan perempuan itu lenyap ditelan kelam.
Noldua 01 04

Purnomo Setiawan

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda