Rutinitas pagi harinya adalah mengaca. Kalau sudah mengaca ia bisa berjam-jam lamanya. Mulai dari sekedar rapikan jenggot, menyisir bulu mata, tambal belang-bolong, sampai merenovasi topeng kalau sudah sangat dedel-duel. Kaca tak pernah berbohong, begitu selalu falsafahnya. Alangkah terkejutnya ia tatkala suatu pagi tak ditemukannya selembar bayangan dalam kaca. Seakan-akan keberadaannya tak diakui. Seakan-akan ia selembar plastik transparan, sehingga foto monyet di dinding di belakangnya kelihatan. Kamu kemanakan banyanganku, ia menghardik kaca. Sesaat ia tersadar, ia bukan lagi manusia. Mahluk tanpa bayangngan. Langsung saja ia teringan dongeng neneknya: setan itu tak punya bayangan… Hi, jadi ngeri…
Kaca tak pernah berbohong…
Noltujuh 01 04
Purnomo Setiawan
Label: Puisi, Purnomo Setiawan
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 komentar:
Posting Komentar