Purnomo Setiawan
Mentari pagi terik bersinar menyengat
Di bawah langit biru pucat
Terhimpit gedung-gedung tinggi mencuat
Bangun pagi dingin menggigil
Di atas kardusku yang dekil
Tubuhku kurus dimakan zaman
Perut kosong keroncongan
Tak ada lagi sarapan pagi
Walau hanya secangkir kopi
Pohon-pohon menjadi gedung-gedung tinggi
Hutan dan sawah jadi pabrik industri
Hingga tak ada singkong untuk dimakan
Atau mata air untuk diminum
Semuanya membeton membesi
Tak ada lagi yang bisa dimakan
Akupun makan angin
Al-Amien, 2002
Label: Puisi, Purnomo Setiawan
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar