Sebenarnya celana perlu juga dibuatkan selamatan. Bukan selalu digeletakkan di bak cucian. Tapi di alatar agung dalam upacara sakral pensucian. Dimandikan dengan bunga setaman, sambil kita bakar-bakar kemenyan. Untuk apa? Bukan untuk buang sial ataupun kebal bacokkan. Biar celana ngaak tambah binal dan nakal. Juga kita bisa ngobrol sama celana dengan santai. Lepas dari belenggu birokrasi ataupun undang-undang kalau kita sedang ngantor atau dinas. Kita bias saling curhat. Kenapa celana semakin memusuhi pantat. Mengapa juga sampai minta naik pangkat. Meski kita harus akui. Tanpa celana kita belum disebut manusia.
Nolenam 01 04
Purnomo Setiawan
Label: Puisi, Purnomo Setiawan
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar