kalender ini begitu ramah mengusap
letih wajah ibu: sunyi kasih sayang
bertahun-tahun meredam teror
aku memahaminya samudera
tempat mencuci luka
dengan jemari gerimis, kubuka lembaran
kalender ini. tak ada riak. sebab hari-hari
tak lagi bunyi, melainkan lembut melati
tumbuh mengakar di urat nadi
badai berkecamuk di dinding rumah. angka-angka kalender
pecah berhamburan. satu persatu kupungut. aku terjebak
di dereten angka-angka merah. aku tak bisa pulang
senyum ibu meneteskan salju
April, 2006
Label: Moh. Hamzah Arsa, Puisi
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar